Makna Hari Raya Idul Fitri menurut Prof Quraish Shihab

Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas tentang makna Idul Fitri menurut pandangan Prof Quraish Shihab.
Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa Idul Fitri memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Hari raya ini menjadi simbol kesucian, kebaikan, dan keindahan bagi setiap muslim.
Makna Idul Fitri Menurut Prof Quraish Shihab
Konsep Kesucian dalam Idul Fitri
Menurut Prof Quraish Shihab, kesucian dalam Idul Fitri terdiri dari tiga unsur: benar, baik, dan indah. Ketika seseorang merayakan Idul Fitri dengan kembali ke kesuciannya, ia akan berusaha selalu berbuat yang indah, benar, dan baik.
Dalam kesucian jiwanya, ia juga akan memandang segala sesuatu dengan pandangan positif, mencari sisi-sisi yang baik, benar, dan indah.
Kesimpulan: Kesucian dalam Idul Fitri menurut Prof Quraish Shihab menunjukkan pentingnya tiga unsur yaitu benar, baik, dan indah. Dalam kesuciannya, seseorang akan berusaha untuk selalu berbuat yang indah, benar, dan baik, dan memandang segala sesuatu dengan pandangan positif.
Mencari yang Indah, Baik, dan Benar
Dalam kaitannya dengan kesucian, Prof Quraish Shihab mengatakan bahwa mencari yang indah akan melahirkan seni, mencari yang baik akan menimbulkan etika, dan mencari yang benar akan menghasilkan ilmu.
Dalam merayakan Idul Fitri, seseorang harus memperhatikan aspek-aspek tersebut, sehingga ia dapat membangun karakter yang lebih baik.
Kesimpulan: Mencari yang indah, baik, dan benar merupakan aspek penting dalam merayakan Idul Fitri, karena dapat melahirkan seni, etika, dan ilmu. Hal ini penting untuk membangun karakter yang lebih baik.
Menutup Mata terhadap Kesalahan Orang Lain
Prof Quraish Shihab mengajarkan bahwa seseorang yang kembali ke kesuciannya akan menutup mata terhadap kesalahan, kejelekan, dan keburukan orang lain. Meskipun melihat hal tersebut, ia akan selalu mencari nilai positif dalam sikap negatif tersebut dan memberikan maaf bahkan berbuat baik kepada yang melakukan kesalahan.
Kesimpulan: Merayakan Idul Fitri dengan kembali ke kesuciannya akan membantu seseorang untuk menutup mata terhadap kesalahan orang lain dan selalu mencari nilai positif dalam sikap negatif. Hal ini penting dalam membangun sikap maaf dan berbuat baik kepada sesama.
Kebaikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Merayakan Idul Fitri dengan kembali ke kesuciannya juga harus diiringi dengan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Prof Quraish Shihab, seseorang yang kembali ke kesuciannya akan selalu berusaha untuk membantu sesama, menghindari perbuatan buruk, dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Kesimpulan: Merayakan Idul Fitri dengan kembali ke kesuciannya harus diiringi dengan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membantu sesama, menghindari perbuatan buruk, dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Makna Idul Fitri adalah "Pengagungan Allah", yang jika tertancap dalam jiwa seseorang, akan menghilangkan segala ketergantungan kepada unsur-unsur lain selain Allah semata. Seseorang tidak lagi memiliki tempat bergantung, menitipkan harapan, atau mengabdi selain kepada-Nya.
Ketika seseorang mencapai tingkat pengagungan Allah tersebut, Ibnu Sina dalam Al-Isyarat wa Tanbihat menggambarkan bahwa akan terjadi suatu keadaan seperti berikut:
Seseorang menjadi arif, terbebas dari ikatan nafsunya. Meskipun ia memiliki ikatan yang tersembunyi dalam dirinya, namun pada dirinya sendiri tampak sebagai sesuatu yang nyata. Ia selalu merasa gembira dan sering tersenyum. Karena sejak mengenal Allah, hatinya dipenuhi oleh kebahagiaan. Ia melihat semua makhluk sebagai sama di hadapan Yang Maha Suci, karena semua pantas mendapatkan rahmat baik yang taat maupun yang penuh dosa. Ia tidak akan mengintip kelemahan orang atau mencari kesalahannya. Ia tidak akan marah atau tersinggung, bahkan ketika melihat tindakan yang buruk sekalipun, karena jiwanya selalu diliputi rahmat dan kasih sayang. Ia melihat keindahan dan menyaksikan rahasia Allah terbentang dalam kebesaran-Nya. Ketika ia mengajak orang lain menuju kebaikan, ia melakukannya dengan cara yang lembut dan tidak memaksa, tanpa kekerasan atau kritik yang menyakiti atau ejekan. Ia selalu menjadi pemaaf, karena hatinya sangat lapang sehingga tidak ada tempat bagi kesalahan orang lain. Ia tidak akan menjadi pendendam, karena seluruh ingatannya tertuju kepada Allah Yang Maha Suci dan Maha Agung.
Quraish Shihab menyatakan bahwa kesucian merupakan gabungan tiga unsur yaitu benar, baik, dan indah. Oleh karena itu, ketika seseorang merayakan Idul Fitri dengan kembali ke kesuciannya, ia akan senantiasa berperilaku dengan cara yang indah, benar, dan baik.
Dengan kebersihan jiwanya yang tersuci, ia akan memandang segala sesuatu dengan pandangan yang positif. Ia selalu berusaha mencari sisi-sisi yang baik, benar, dan indah dalam setiap hal yang dilihatnya.
Mencari yang indah akan menumbuhkan rasa seni, mencari yang baik akan memunculkan nilai etika, dan mencari yang benar akan menghasilkan ilmu.
Dengan cara pandang yang demikian, ia akan menutup mata terhadap kesalahan, kejelekan, dan keburukan yang ada pada orang lain. Jika pun ia melihat kekurangan tersebut, ia akan selalu mencari nilai-nilai positif dalam sikap negatif tersebut.
Dan bila tak ditemukan, ia akan tetap memberikan maaf bahkan melakukan kebaikan kepada orang yang telah berbuat kesalahan.
Akhir Kata
Secara keseluruhan, menurut Prof Quraish Shihab, Idul Fitri adalah momen untuk kembali ke kesucian jiwa dan selalu berusaha untuk berbuat yang indah, benar, dan baik.
Dengan pandangan positif, seseorang dapat mencari sisi-sisi positif dalam setiap kejelekan dan keburukan orang lain, dan selalu memberi maaf bahkan berbuat baik kepada yang melakukan kesalahan.
Semoga makna Idul Fitri menurut Prof Quraish Shihab dapat memberikan inspirasi bagi kita untuk selalu berupaya menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, mohon maaf lahir dan batin.
Sumber Foto: www.vecteezy.com
Referensi: islam.nu.or.id
Post a Comment for "Makna Hari Raya Idul Fitri menurut Prof Quraish Shihab"